Quantcast
Channel: Travel – Ceriwis
Viewing all articles
Browse latest Browse all 16

Mencicipi Jakarta Rasa Tempo Doeloe

$
0
0

Mencicipi Jakarta Rasa Tempo Doeloe
By : Sabatina

Bosen gak sih makan di mall terus? Ke mana pun di Jakarta yang kita temui biasanya mall dan bangunan-bangunan masa kini. Tapi, tahukah kamu kalau ternyata di antara restoran dan kafe modern yang tersebar di kota Jakarta, terselip juga berbagai kuliner yang sudah ada sejak jaman kakek nenek kita dulu. Penasaran? Berikut 10 tempat makan legendaris yang wajib banget kamu coba di ibu kota ini :

Es Kopi Tak Kie

Kedai Kopi Tak Kie
Sejak berdiri tahun 1927, interior dan nuansa jadul Kedai Kopi Tak Kie tetap dipertahankan. Terletak di Gang Gloria, Glodok, kopi ini ditawarkan dengan harga yang terjangkau yaitu Rp 12.000 saja untuk kopi hitam, dan Rp 13.000 untuk kopi susu. Kedua menu kopi tersebut dapat disajikan dengan es atau pun tanpa es. Memang hanya ada dua menu kopi di sana, tetapi kelezatannya pun gak kalah dengan kopi di kafe-kafe jaman sekarang. Selain minuman, Tak Kie juga menyediakan beberapa makanan berat seperti bakcang, nasi campur, pangsit goreng, dan bakso. Dengan keberadaannya yang sudah hampir 90 tahun, kedai ini pun banyak dikenal dan dikunjungi oleh anak muda yang bahkan datang dari luar ibu kota untuk sekedar meminum kopi Tak Kie.

Es Krim Ragusa

via tribunnews.com

Seringnya Kedai Es Krim Ragusa yang masuk ke dalam media, kedai yang terletak di Jalan Veteran I no 10, Gambir, Jakarta Pusat ini semakin ramai dikunjungi, khususnya di hari libur dan weekend. Kedai ini berdiri sejak tahun 1932 dengan nama Ragusa Es Italia. Es Krim yang ditawarkan bervariasi. Ada rasa cokelat, strawberry, dan vanilla. Salah satu es krim yang paling iconic adalah Spaghetti ice Cream, yang disajikan di atas mangkuk panjang dengan es krim yang berbentuk seperti spaghetti. Untuk menemani makan es krim, di depan kedai ini tersedia berbagai jajanan kaki lima seperti Sate, Juhi, dan Otak-otak. Tidak kalah penting, untuk mendukung kesan jadul, tidak jarang pengamen bersuara merdu akan membawakan lagu-lagu lawas untuk kamu. Bisa request juga, lho.

Soto Betawi H. Husein

via qraved.com

Terletak di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, warung Soto Betawi yang didirikan oleh Bang Husein ini sudah berdiri sejak tahun 1989, yang juga merupakan sebuah usaha keluarga. Berbeda dengan Soto Betawi lainnya, olahan daging sapi tidak langsung dimasak ke dalam soto, melainkan direbus terlebih dahulu, setelah itu baru digoreng. Soto Betawi ini dinikmati oleh berbagai kalangan dan sangat ramai di saat jam istirahat kantor, bahkan pengunjung rela antri demi menyantap semangkuk soto. Tidak jarang pengunjung yang meminta sotonya untuk dibungkus, karena tidak dapat tempat duduk. Di sini kamu bisa pilih soto sesuai selera kamu, soto daging, jeroan, bagian kepala, atau campur. Bahkan bisa minta soto dengan porsi lebih besar, yaitu 1.5 kali lebih besar dari porsi normal. Di warung ini pun, kamu bisa melihat foto-foto artis ibu kota yang pernah mencicipi Soto Betawi H. Husein. Warung soto legendaris ini buka dari pukul 07.00 dan setiap hari Jumat warung ini tutup karena Jumat’an. Setiap porsinya dihargai Rp 16.000-Rp 22.000 saja. Kamu gak akan nyesel deh makan soto di sini. Walaupun antri dan kepanasan, sotonya super enak dan harganya juga terjangkau.

Warung Tinggi

Kopi warung tinggi (via instagram.com)

Dimulai dengan membuka warung kopi, nasi, dan toko kelontong tahun 1878, bisnis ini kemudian berkembang menjadi sebuah bisnis kopi yang banyak diminati masyarakat sejak jaman kolonial. Terletak di bilangan Hayam Wuruk, konon warung ini disebut dengan warung tinggi karena letak bangunan warung yang lebih tinggi dari daerah di sekitarnya. Menu kopi andalannya adalah Kopi Peranakan, yaitu campuran antara Robusta dan Arabica, ditambah dengan susu kental manis. Saat ini, Warung Tinggi sudah dikelola oleh generasi kelima, yaitu Angelica Widjaja dan pasar kopi sudah menembus supermarket dan hotel, bahkan sampai diekspor ke Jepang dan Amerika Serikat, lho. Kini, kopi Warung Tinggi pun sudah membuka cabangnya. Selain di Hayam Wuruk, juga terdapat di Jalan Batu Jajar dan sebuah kafe di Grand Indonesia.

Toko Roti Tan Ek Tjoan

via wordpress.com

Awalnya toko roti ini terletak di daerah Surya Kencana, Bogor pada tahun 1921. Namun karena permintaan yang semakin banyak, maka Tan Ek Tjoan membuka toko roti pertamanya Jalan Cikini Raya nomor 61 sejak tahun 1953. Sayangnya pada tahun 2014, bangunan toko tersebut dibangun apartemen mewah, sehingga lokasi toko sudah berpindah ke Jalan Panglima Polim 9 nomor 18, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di toko tersebut, disediakan bangku dan meja untuk kamu biar bisa makan roti jadul dengan nuansa jadulnya. Terdapat roti dengan berbagai rasa yang bisa kamu pilih, seperti roti cokelat oles, gambang, nougat, atau bimbam. Di sini juga bisa pesan roti buaya yang panjangnya 1 meter lho! Ada juga roti buaya mini dengan rasa cokelat. Tan Ek Tjoan terus mempertahankan ciri khas rotinya yaitu sedikit keras dengan pori-pori roti yang rapat. Harga berkisar antara Rp 6000 – Rp 10.000, saja.

Mie Ayam Gondangdia

via malesmandi.com

Mie legendaris ini telah berdiri sejak tahun 1968, oleh Toe Wah Seng. Mie yang dikenal dengan Mie Godila ini, terletak di bilangan Cikini, Menteng, Jakarta Selatan dan katanya sering jadi langganannya Ibu Megawati. Mie andalan di sini adalah Mie Ayam Pangsit Jamur, yaitu mie dengan topping ayam dan jamur, dilengkapi dengan bakso, pangsit rebus, dan kuah kaldu ayam terpisah. Walaupun judulnya mie ayam, tapi ayam goreng menteganya gak kalah enak, lho. Bahkan katanya pelayanan warungnya super cepat.

Es Krim Baltic, Senen

via gedoor.hk

Ternyata bukan hanya Es Krim Ragusa aja yang merupakan es krim jadul di Jakarta. Ada juga lho, di bilangan Senen, tepatnya di Jalan Kramat Raya no 12, Jakarta Pusat. Sejak tahun 1939, Es Krim Baltic sudah mulai menjual es krim tanpa bahan pengawet dengan bahan-bahan alami seperti susu dan buah-buahan segar. Es krim tersedia dalam bentuk cup, stik, dan tart dengan pilihan rasa seperti kacang hijau, kopyor, mocca, cokelat, vanilla, peppermint, dan kacang merah. Walau kedai es krimnya kecil, tetapi kamu dijamin puas untuk menikmati es krim legendaris ini. Harganya pun gak akan bikin dompet kamu nangis, karena satu cupnya dihargai sekitar Rp 4.500. Kedai ini dibuka dari Senin sampai Minggu, jam 10 pagi hingga 9 malam.

Gado gado Bon Bin

via ayokuliner.com

Gado-gado legendaris ini telah didirikan sejak tahun 1960-an oleh Oma Lanny, yang sampai sekarang masih melayani pelanggan walaupun usianya sudah tua. Dinamakan bonbin karena dulu letaknya di depan kebun binatang yang terletak di Taman Ismail Marzuki, namun ketika kebun binatang sudah berpindah ke Ragunan, nama Bonbin masih dipakai sampai sekarang. Warung yang awalnya hanya menjual Es Cendol dan Gado-gado ini, terletak di Jalan Cikini IV no.5. Bumbu kacang yang digunakan berbeda dengan bumbu gado-gado pada umumnya. Bumbu kacang terbuat dari kacang tanah Vietnam, yang disangrai, kemudian dikupas kulitnya, sehingga bumbu kacang terasa lembut banget di mulut. Rasanya yang konsisten membuat warung ini selalu ramai dan banyak yang antri. Buka dari jam 10 hingga jam 5 sore, menu yang disediakan gak hanya gado-gado, tetapi ada juga Asinan, Lontong Cap Gomeh, Nasi Rames, Mie Baso, Es Dawet, dan Es Kelapa Muda. Beberapa tokoh politik juga merupakan langganan Gado-gado Bonbin lho, seperti Gus dur dan Andi Malarangeng.

Bakmi Gang Kelinci

via tripadvisor.co.id

Katanya sih, Bakmi Gang Kelinci yang berada di pusatnya, di Jalan Kelinci Raya no. 1-3, Pasar Baru lebih enak dibanding di beberapa cabang lainnya. Awalnya, bakmi ini dijual dengan menggunakan gerobak oleh Bapak Hadi Sukiman tahun 1957 di Jalan Pintu Besi, Pasar Baru. Menu andalan di sini adalah bakmie rebus dan goreng, yang disajikan dengan kuah terpisah. Semangkuk mie berisi daging ayam, potongan jamur, sawi rebus, dan bawang goreng. Tekstur mienya kecil, bergelombang, dan kenyal. Kursi dan meja yang disediakan banyak, jadi jangan takut untuk tidak mendapatkan tempat. Kini, Bakmi Gang Kelinci sudah membuka beberapa cabang di Jakarta. Jam operasional di Bakmi Gang Kelinci pusat, buka dari jam 07:00 sampai jam 21:00.

Ketan Susu Kemayoran

via blogspot.com

Warung Ketan Susu yang terletak di Jalan Garuda Ujung ini awalnya didirikan oleh Pak Tasnian, yang sejak tahun 1958 menjajakan ketannya di depan pool Bus Damri. Saat ini, warung ini sudah dipegang oleh generasi ketiga. Dulu ketan yang dihidangkan gak dijual dengan susu, tapi karena ada yang memberi masukan untuk memberikan susu, sejak tahun 2000, ketan ini disajikan dengan susu kental manis. Di sini kamu juga dapat menikmati gorengan seperti pisang, tempe, ubi, dan minum teh poci, es jeruk, atau es teh manis. Harga per porsinya cukup bersahabat, yakni Rp 3.500 aja. Warung ketan ini buka selama 24 jam, lho.

Itu tadi makanan-makan legendaris di Jakarta yang harus kamu coba. Kita juga patut melestarikan kuliner yang sudah berusia berpuluh-puluh, bahkan ratusan tahun lamanya. Nah, sekarang yang mana yang mau kamu coba duluan? Atau, kamu punya kuliner legendaris lain di kota Jakarta? Yuk share kuliner lainnya di kolom komentar!

The post Mencicipi Jakarta Rasa Tempo Doeloe appeared first on Ceriwis.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 16